Dunia ini selalu mengajari banyak arti yang akan membuat manusia
menjadi sesosok pribadi bermanfaat. Dunia ini memiliki perlawanan kata yang
memberikan makna didalamnya, seperti hidup dan mati, cinta dan benci, memberi
dan menerima dan sebagainya. Sama halnya yang kita ketahui bahwa dunia ini
tidak kekal dan kita yakini kiamat pasti akan datang. Tiada satu halpun yang
bisa manusia ketahui tentang datangnya kiamat, tugas kita sebagai manusia
adalah berusaha sebaik mungkin untuk diri sendiri dan orang lain bahkan alam
semesta ini.
Visi dan misi manusia sudah jelas yakni dunia sebagai bekal untuk
di akhirat kelak. Namun, kembali lagi pada pribadi setiap manusia yang lahir
kedunia ini tentang niat manusia. Allah menciptakan manusia sudah sebaik
mungkin, namun terkadang manusia sendirilah yang membuat dirinya terbelenggu
oleh hawa nafsu yang salah. Kita lahir dengan penuh cinta dan tanpa dosa dan
seiringnya waktu manusia sendirilah yang mengubah tujuan hidupnya didunia.
Sekuat kita menjaga diri untuk tetap berada dijalur yang benar, sengaja atau
tidak, khilaf itu pasti pernah kita lakukan. Kita adalah manusia yang memiliki
nafsu dan nafsu itulah yang membawa diri kita pada sebuah pilihan.
Awal yang baik belum tentu menjadi akhir yang baik, tanyakan pada
diri sendiri akan mengakhiri kehidupan ini dengan baik atau sebaliknya.
Kelemahan dan kelebihan yang ada seharusnya bisa menjadi pelajaran yang indah
untuk kita hargai sebagai manusia. Jiwa yang tumbuh dalam diri manusia
tergantung ia berkawan. Seperti pepatah jika kita berkawan dengan penjual
parfum maka tanpa sengaja tercium baunya yang wangi. Sebaliknya, jika kita
berkawan dengan pencuri maka tanpa sengaja pula kita akan terseret arusnya.
Hidup ini memanag memberi pilihan yang mengharuskan kita untuk memilih, walaupun
banyak pilihan yang membuat manusia salah langkah. Sesalahnya kita melangkah,
kesalahan tersebut masih bisa memberikan arti tergantung manusia mengambil
hikmahnya. Sekecil apapun masalah, ia masih memberikan sisi baik bagi manusia.
Bukan dengan penyesalan saja manusia akan merasakan hikmah, namun hikmah bisa
datang dengan berbagai rasa. Satu sama lain diantara kita seharusnya berjalan
beriringan, namun banyak yang sudah dibutakan oleh keegoisan. Yang terlihat
kali ini satu sama lain saling unjuk gigi membesarkan ego.
Lahirnya kita didunia tidak lepas dari sebuah cinta. Seorang wanita
yang mulia mencoba mempertaruhkan nyawanya untuk sang buah hati. Ialah seorang
Ibu yang mengorbankan dirinya untuk kita dan ibulah saksi pertama lahirnya kita
didunia. Kita adalah pelengkap untuk ayah dan ibu, merekalah guru pertama kita
yang mengjari banyak hal tentang kehidupan ini seperti mengajari kita untuk
berjalan, berbicara, duduk sampai pelajaran tentang berbagai rasa seperti
kecewa, cinta, senang, benci dan lainnya. Bukan hanya dari rahim seorang ibu
kita ada didunia ini, dari sebuah mimpi pula kita ada disini. Sebuah mimpi yang
akan mengantarkan kita menemui arti sukses.
Pandangan-pandangan dari orang sekitar kita yang akan mengajari
kita tentang dunia sosialisasi. Kita tidak hidup dalam satu norma. Berbagai
norma yang ada melatih kita untuk menemukan jati diri kita. Yah.. segala yang
kita perbuat tidak pernah lepas dari pandangan orang-orang dan kritikan yang
akan menjadikan kita lebih bijak untuk bertindak. Mengkritisi sebuah masalah
menjadi PR yang bisa kita kerjakan setiap saat, hanya saja jangan sampai
kritikan tersebut membawa dampak buruk untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sebuah kritikan yang seimbang dengan saran akan lebih memberikan nilai plus diri
kita dimata masyarakat.
Seiringnya waktu, kehidupan ini semakin menua dan semakin
memberikan arti yang mendalam. Terkadang kita selalu terasingkan untuk menjadi
diri sendiri. Lupanya terhadap diri sendiri sering terjadi disaat nafsu
membelenggu kehidupan dengan kesombongan, iri dan dengki. Kehidupan ini sering
membawa kesulitan yang muncul dari pikiran kita sendiri. Hidup ini seperti
jalan yang panjang dan terjal, dimana setiap jalan yang kita langkahkan semakin
sulit kita tempuh dengan kaki telanjang. Kita butuh alas kaki sebagi pengaman
kaki yang kesakitan karena tajamnya krikil. Sama halnya dengan hidup yang
selalu akrab dengan masalah yang ada dan tanpa keberanian kita tidak akan mampu
melanjutkan hidup. Tuhan sudah merancang sebaik mungkin kehidupan setiap
makhlukNya, hanya saja manusia sering lupa akan hakikat adanya Tuhan.
Manusia sering memaksakan kehendaknya dan lepas dari cara-cara yang
Allah cintai, itulah sebabnya keputusan manusia pula yang sering menjadi
bomerang dikemudian hari. Bomerang itu akan mengantarkan hati pada kesengsaraan
yang membuat kita selalu menyalahkan diri sendiri dan keadaan yang terjadi.
Seperti kura-kura dalam tempurung, pura-pura lupa bahwa Allah itu Maha Melihat.
Tanpa disadari kita sering menyebut diri kita super hero tanpa membutuhkan
pertolongan Allah. Kita bangga memiliki kekuatan super dan tanpa pikir panjang
kita kobarkan ego dengan kalimat jargon kesombongan yang beraneka macam kata.
Sengaja atau tidak, kita pernah membuat jargon kesombongan pada diri kita, kita
bangga akan prestasi, kekayaan, paras wajah, atau sikap hero kita yang menjadi
pahlawan dan segala sesuatu yang kita anggap lebih untuk kita tunjukan pada
dunia. Itulah kita sebagai manusia yang tidak jauh dari sombong atau kebanggaan
terhadap diri sendiri, bahkan kita sering diperbudak oleh jargon kesombongan
yang kita buat dengan merendahkan orang lain yang berefek pada kemiskinan hati.
Dunia ini tak lebih seperti panggung sandiwara. Memang benar, dunia
ini panggung sandiwara yang disutradarai Allah dan ciptaanNyalah yang menjadi
perangkat sandiwara. Beda dengan sinetron yang hanya menceritakan kehidupan
yang fiktif. Kehidupan yang kita jalani ini bukan sekedar sandiwara biasa,
namun sebuah akting yang akan kita pertangungjawabkan diakhirat kelak. Kita tahu
benar bahwa kehidupan yang kita jalani ini hanya sementara. Namun, kebanyakan
dari manusia pura-pura lupa bahwa Ia akan mati. Manusia lebih menikmati dunia
dengan segala macam fasilitasnya. Manusia yang beruntung adalah manusia yang
bisa memanfaatkan dunia dengan sebijak mungkin sedangkan manusia yang rugi
adalah manusia yang terlalu mencintai dunia tanpa ia sadari bahwa akhirat itu
ada. Manusia yang bijak adalah manusia yang selalu mengingatkan kebaikan selama
didunia demi terciptanya kedamaian dan tujuannya adalah akhirat. Seperti firman
Allah dalam surat Al- ‘Ashr ayat 1-3:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shalih dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran (Al-‘Ashr:1-3).
Hidup adalah
sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah nyanyian, maka
nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah
permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah cinta, maka nikmatilah (Bhagawan Sri
Sthya Sai Baba)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar